x
By Admin User Tuesday, 20 May 2025

Ragam upacara pernikahan adat di indonesia : warisan budaya yang tak ternilai

Upacara pernikahan adat di Indonesia merupakan cerminan keragaman budaya yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau. Indonesia juga memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa, memiliki kekayaan tradisi pernikahan adat yang mencerminkan nilai-nilai luhur, spiritualitas, dan kearifan lokal. Setiap daerah menghadirkan prosesi unik yang sarat makna, menjadikan pernikahan bukan sekadar ikatan dua insan, tetapi juga perayaan budaya yang mendalam. di mana setiap suku memiliki prosesi unik yang diwariskan secara turun-temurun. Acara ini tidak hanya sekadar pengikatan janji suci antara dua insan, melainkan juga menyatukan nilai-nilai sosial, spiritual, dan kearifan lokal masyarakat setempat Melalui serangkaian ritual, masyarakat menegaskan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam—prinsip.

1. Jawa: Keseimbangan Laras dan Falsafah

Di Pulau Jawa, upacara pernikahan mencakup beberapa rangkaian inti, antara lain:

  • Siraman: Prosesi pembersihan diri dengan air bunga, melambangkan penyucian lahir dan batin calon pengantin sebelum memasuki babak baru kehidupannya
  • Midodareni: Malam sebelum akad, keluarga mempelai pria dan sesepuh kerabat memberi petuah dan restu, diiringi arak-arakan jenang manis sebagai simbol kesejahteraan
  • Ijab Kabul dan Panggih: Pengucapan akad nikah diikuti prosesi “panggih” di mana kedua mempelai saling melempar bunga—asal usulnya diyakini membuang sial dan menyatukan rasa cinta

2. Sunda: Simbol Kebersamaan dan Kemakmuran

Masyarakat Sunda menampilkan ragam prosesi yang sarat makna:

·         Pengajian: Tahlilan bersama menggambarkan pentingnya doa dan restu untuk mempelai, sekaligus menyatukan lintas keluarga melalui dzikir dan puji-pujian

·         Siraman dan Seren Sumeren: Siraman serupa Jawa, sedangkan seren sumeren adalah taburan beras, kunir, permen, dan bunga rampai untuk melambangkan kemakmuran, kebahagiaan, dan harmoni rumah tangga

·         Nincak Endog dan Sawer: Pengantin pria menginjak telur (nincak endog) sebagai doa agar rumah tangga tidak mudah retak; diikuti sawer—pemberian uang logam dan beras kuning untuk kelimpahan rezeki

3. Minangkabau: Keharmonisan Matrilineal

Budaya Minangkabau, dengan sistem kekerabatan matrilineal, memiliki prosesi ikonik:

·         Malam Bainai: Dilakukan malam sebelum akad, di mana kuku calon pengantin wanita dihias inai sebagai simbol kasih sayang dan doa restu agar terhindar dari malapetaka

·         Manjapuik Marapulai: Penjemputan pengantin pria ke rumah pihak wanita, mencerminkan saling menghormati dan keseimbangan peran dalam sistem keluarga

·         Penyambutan Anak Daro: Prosesi arak-arakan musik tradisional dan penyiraman air suci ke kaki pengantin pria, menandakan penyucian dan penerimaan resmi oleh keluarga besar

4. Bali: Sekala-Niskala dalam Pawiwahan

Upacara pernikahan Bali, dikenal sebagai Pawiwahan, merajut dimensi duniawi dan gaib:

·         Madewasa Ayu & Ngekeb: Madewasa Ayu menentukan jadwal sakral, sedangkan Ngekeb mempersiapkan calon mempelai wanita dengan luluran berbahan rempah—melambangkan kesucian jasmani dan rohani

·         Mungkah Lawang & Mesegeh Agung: Penjemputan dan penyambutan pengantin wanita diiringi ritual membuka pintu (mungkah-lawang) dan pelepasan kain kuning sebagai simbol memasuki dunia baru, disusul persembahan uang “satakan” oleh ibu mertua

·         Mabyakala: Rangkaian penyucian sebelum akad yang melibatkan puja astuti, pengelukatan, dan upacara “pabyakalaan” untuk menjamin kesuburan dan keharmonisan lahir-batin pasangan

 

5. Pernikahan Adat Sasak (Lombok): Tradisi Merarik yang Unik

Suku Sasak di Lombok memiliki tradisi Merarik, di mana calon pengantin pria "menculik" calon pengantin wanita sebagai bagian dari prosesi pernikahan. Meskipun terdengar kontroversial, tradisi ini dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak dan keluarga. Setelah "penculikan", keluarga pria mengirim utusan untuk melamar secara resmi.

6. Pernikahan Adat Gorontalo: Prosesi Panjang Penuh Makna

Masyarakat Gorontalo menjalankan prosesi pernikahan yang panjang dan sarat makna, seperti:

·         Momondho: Prosesi pra-pernikahan yang melibatkan pertemuan keluarga besar untuk membahas rencana pernikahan.

·         Modutu: Upacara adat yang menandai penyatuan kedua mempelai dengan berbagai simbol dan doa.

Pernikahan adat di Indonesia bukan hanya seremoni, melainkan juga wadah pelestarian nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Dari Jawa hingga Papua, setiap ritual mengandung filosofi mendalam tentang kehidupan berumah tangga, hubungan antarmanusia, dan keharmonisan dengan alam serta Sang Pencipta. Dengan memahami ragam upacara ini, kita menghargai kekayaan budaya Nusantara dan memastikan bahwa warisan yang tak ternilai ini terus hidup di tengah modernisasi.

Source :

https://en.wikipedia.org/wiki/Marriage_in_Indonesia?utm_source=.com

https://www.antaranews.com/berita/4224943/prosesi-pernikahan-adat-minang-ini-urutan-dan-tata-caranya?utm_source=.com

https://www.kompasiana.com/danisyaazzura9789/604b7ec88ede481bd71cbc62/tradisi-malam-bainai-dari-adat-minangkabau?utm_source=.com

https://www.detik.com/bali/budaya/d-7318735/rangkaian-pernikahan-orang-bali-madewasa-ayu-hingga-mejauman?utm_source=.com

https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/mengenal-berbagai-tradisi-pernikahan-di-indonesia-yang-unik-acc/107170?utm_source=.com

 sumber foto : 

https://gorontalo.tribunnews.com/2022/10/17/biliu-dan-paluwala-pakaian-adat-gorontalo-khusus-pengantin